Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama merupakan rangkaian panjang dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebelum Resolusi Jihad, telah muncul Fatwa Jihad, setelahnya, muncul pertempuran 10 November yang kemudian ditetapkan menjadi hari Pahlawan. Berikut rangkaian sejarah perjuangan kaum santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, yang kemudian menjadi dasar lahirnya Hari Santri Nasional 22 Oktober. 17 Agustus 1945 Siaran berita Proklamasi Kemerdekaan sampai ke Surabaya dan kota-kota lain di Jawa, membawa situasi revolusioner. Tanpa komando, rakyat berinisiatif mengambil-alih berbagai kantor dan instalasi dari penguasaan Jepang. 31 Agustus 1945 Belanda mengajukan permintaan kepada pimpinan Surabaya untuk mengibarkan bendera Tri-Warna untuk merayakan hari kelahiran Ratu Belanda, Wilhelmina Armgard. 17 September 1945 Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan sebuah Fatwa Jihad yang berisikan ijtihad bahwa perjuangan membela tanah air sebagai suatu jihad fi sabilillah. Fatwa ini merupakan bentuk penjelasan atas pertanyaan Presiden Soekarno yang memohon fatwa hukum mempertahankan kemerdekaan bagi umat Islam. 19 September 1945 Terjadi insiden tembak menembak di Hotel Oranje antara pasukan Belanda dan para pejuang Hizbullah Surabaya. Seorang kader Pemuda Ansor bernama Cak Asy’ari menaiki tiang bendera dan merobek warna biru, sehingga hanya tertinggal Merah Putih. 23-24 September 1945 Terjadi perebutan dan pengambilalihan senjata dari markas dan gudang-gudang senjata Jepang oleh laskar-laskar rakyat, termasuk Hizbullah. 25 September 1945 Bersamaan dengan situasi Surabaya yang makin mencekam, Laskar Hizbullah Surabaya dipimpin KH Abdunnafik melakukan konsolidasi dan menyusun struktur organisasi. Dibentuk cabang-cabang Hizbullah Surabaya dengan anggota antara lain dari unsur Pemuda Ansor dan Hizbul Wathan.Diputuskan pimpinan Hizbullah Surabaya Tengah (Hussaini Tiway dan Moh. Muhajir), Surabaya Barat (Damiri Ichsan dan A. Hamid Has), Surabaya Selatan (Mas Ahmad, Syafi’i, dan Abid Shaleh), Surabaya Timur (Mustakim Zain, Abdul Manan, dan Achyat). 5 Oktober 1945 Pemerintah pusat membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Para pejuang eks PETA, eks KNIL, Heiho, Kaigun, Hizbullah, Barisan Pelopor, dan para pemuda lainnya diminta mendaftar sebagai anggota TKR melalui kantor-kantor BKR setempat. 15-20 Oktober 1945 Meletus pertempuran lima hari di Semarang antara sisa pasukan Jepang yang belum menyerah dengan para pejuang. 21-22 Oktober 1945 PBNU menggelar rapat konsul NU se-Jawa dan Madura. Rapat digelar di Kantor Hofdsbestuur Nahdlatul Ulama di Jalan Bubutan VI No 2 Surabaya. Di tempat inilah setelah membahas situasi perjuangan dan membicarakan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Di akhir pertemuan pada tanggal 22 Oktober 1945 PBNU akhirnya mengeluarkan sebuah Resolusi Jihad sekaligus menguatkan fatwa jihad Rais Akbar NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. 25 Oktober 1945 Sekitar 6.000 pasukan Inggris yang tergabung dalam Brigade ke-49 Divisi ke-26 India mendarat di Surabaya. Pasukan ini dipimpin Brigjend AWS. Mallaby. Pasukan ini diboncengi NICA (Netherlands-Indies Civil Administration). 26 Oktober 1945 Terjadi perundingan lanjutan mengenai genjatan senjata antara pihak Surabaya dan pasukan Sekutu. Hadir dalam perundingan itu dari pihak Sekutu Brigjend Mallaby dan jajarannya, dari pihak Surabaya diwakili Sudirman, Dul Arnowo, Radjamin Nasution (Walikota Surabaya) dan Muhammad. 27 Oktober 1945 Mayjen DC.Hawtorn bertindak sebagai Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) untuk Jawa, Madura, Bali dan Lombok menyebarkan pamflet melalui udara menegaskan kekuasaan Inggris di Surabaya, dan pelarangan memegang senjata selain bagi mereka yang menjadi pasukan Inggris. Jika ada yang memegangnya, dalam pamflet tersebut disebutkan bahwa Inggris memiliki alasan untuk menembaknya. Laskar Hizbullah dan para pejuang Surabaya marah dan langsung bersatu menyerang Inggris. Pasukan Inggris pun balik menyerang, dan terjadi pertempuran di Penjara Kalisosok yang ketika itu berada dalam penjagaaan pejuang Surabaya. 28 Oktober 1945 Laskar Hizbullah dan Pejuang Surabaya lainnya berbekal senjata rampasan dari Jepang, bambu runcing, dan clurit, melakukan serangan frontal terhadap pos-pos dan markas Pasukan Inggris. Inggris kewalahan menghadapi gelombang kemarahan pasukan rakyat dan massa yang semakin menjadi-jadi. 29 Oktober 1945 Terjadi baku tembak terbuka dan peperangan massal di sudut-sudut Kota Surabaya. Pasukan Laskar Hizbullah Surabaya Selatan mengepung pasukan Inggris yang ada di gedung HBS, BPM, Stasiun Kereta Api SS, dan Kantor Kawedanan. Kesatuan Hizbullah dari Sepanjang bersama TKR dan Pemuda Rakyat Indonesia (PRI) menggempur pasukan Inggris yang ada di Stasiun Kereta Api Trem OJS Joyoboyo. 29 Oktober 1945 Perwira Inggris Kolonel Cruickshank menyatakan pihaknya telah terkepung. Mayjen Hawtorn dari Brigade ke-49 menelpon dan meminta Presiden Soekarno agar menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan pertempuran. Hari itu juga, dengan sebuah perjanjian, Presiden Soekarno didampingi Wapres Mohammad Hatta terbang ke Surabaya dan langsung turun ke jalan-jalan meredakan situasi perang. 30 Oktober 1945 Genjatan senjata dicapai kedua pihak, Laskar arek-arek Surabaya dan pasukan Sekutu-Inggris. Disepakati diadakan pertukaran tawanan, pasukan Inggris mundur ke Pelabuhan Tanjung Perak dan Darmo (kamp Interniran), dan mengakui eksistensi Republik Indonesia. 30 Oktober 1945 Sore hari usai kesepakatan genjatan senjata, rombongan Biro Kontak Inggris menuju ke Gedung Internatio yang terletak disaping Jembatan Merah. Namun sekelompok pemuda Surabaya menolak penempatan pasukan Inggris di gedung tersebut. Mereka meminta pasukan Inggris kembali ke Tanjung Perak sesuai kesepakatan genjatan senjata. Hingga akhirnya terjadi ketegangan yang menyulut baku tembak. Di tempat ini secara mengejutkan Brigjen Mallaby tertembak dan mobilnya terbakar. 31 Oktober 1945 Panglima AFNEI Letjen Philip Christison mengeluarkan ancaman dan ultimatum jika para pelaku serangan yang menewaskan Brigjen Mallaby tidak menyerahkan diri maka pihaknya akan mengerahkan seluruh kekuatan militer darat, udara, dan laut untuk membumihanguskan Surabaya. 7-8 November 1945 Kongres Umat Islam di Yogyakarta mengukuhkan Resolusi Jihad Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari sebagai kebulatan sikap merespon makin gentingnya keadaan pasca ultimatum AFNEI. 9 November 1945 Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari sebagai komando tertinggi Laskar Hizbullah menginstruksikan Laskar Hizbullah dari berbagai penjuru memasuki Surabaya untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan dengan satu sikap akhir, menolak menyerah. KH Abbas Buntet Cirebon diperintahkan memimpin langsung komando pertempuran. Para komandan resimen yang turut membantu Kiai Abbas antara lain Kiai Wahab (KH. Abd. Wahab Hasbullah), Bung Tomo (Sutomo), Cak Roeslan (Roeslan Abdulgani), Cak Mansur (KH. Mas Mansur), dan Cak Arnowo (Doel Arnowo).Bung Tomo melalui pidatonya yang disiarkan radio membakar semangat para pejuang dengan pekik takbirnya untuk bersiap syahid di jalan Allah SWT. 10 November 1945 Pertempuran kembali meluas menyambut berakhirnya ultimatum AFNEI. Inggris mengerahkan 24.000 pasukan dari Divisi ke-5 dengan persenjataan meliputi 21 tank Sherman dan 24 pesawat tempur dari Jakarta untuk mendukung pasukan mereka di Surabaya. Perang besar pun pecah. Ribuan pejuang syahid. Pasukan Kiai Abbas berhasil memaksa pasukan Inggris kocar-kacir dan berhasil menembak jatuh tiga pesawat tempur RAF Inggris.
Senin, 21 Oktober 2019
Rabu, 11 September 2019
MUARA SUNGAI PEMALI BREBES
DINAMIKA GARIS PANTAI MUARA SUNGAI PEMALI DAN SEKITAR
- Oleh: Muamar Anis
Wilayah pantai utara Pulau Jawa, atau biasa dikenal dengan nama Pantura (Pantai Utara), merupakan kawasan di bagian utara pulau jawa, yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa. Salah satu penciri kawasan pesisir, menurut Pallewata (2010), kawasan tersebut sangat dinamis karena merupakan pertemuan antara komponen hidrosfer, litosfer, dan biosfer. Proses yang terjadi di kawasan tersebut sangat kompleks, baik secara alami maupun campur tangan manusia. Kabupaten Brebes termasuk dalam salah satu kabupaten paling barat di Jawa Tengah yang berlokasi di kawasan pesisir utara. Kabupaten Brebes dilalui oleh sungai Pemali, yang mengalir dari selatan (hulu Tuk Sirah) menuju ke utara, yaitu laut Jawa. Karakteristik Laut Jawa yang memiliki gelombang atau arus lautnya cenderung tidak terlalu besar disertai dengan bermuaranya material sedimen yang terbawa oleh aliran sungai Pemali menyebabkan terbentuknya delta. Delta terjadi akibat proses fluvial dari sungai dan proses marine dari laut (Marfai, 2016).
Delta secara umum diartikan sebagai daratan pada muara sungai yang terbentuk oleh endapan sedimen yang terbawa sungai menuju laut. Coleman dan Wells (1987) menyebutkan bahwa delta dapat terbentuk apabila memenuhi syarat, antara lain: ada sungai yang menuju ke laut; lautnya dangkal; gelombang atau arus laut kecil; tidak ada gerakan tektonik yang menyebabkan penurunan dasar laut di tempat muara sungai tersebut; arus pasang surut tidak kuat; material yang diendapkan di laut, besar dan konstan dari waktu ke waktu. Delta menjadi salah satu bentukan alam yang menunjukkan kedinamisan daerah pesisir. Bentuk delta dapat berubah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya debit sungai, material sedimen yang dibawa oleh sungai, arus laut, dan erosi.
Pesisir Brebes tidak terkecuali juga sangat dinamis, dimana penggunaan lahan menjadi sangat kompleks terkait dengan dinamika perubahan pesisir. Pada awal tahun 1980-an, masyarakat pesisir Brebes memanfaatkan lahannya untuk budidaya perikanan, yakni tambak udang windu. Hampir di sepanjang pesisir Brebes, lahannya digunakan untuk kolam tambak udang. Pada Gambar 1., disajikan foto udara wilayah pesisir Brebes pada tahun 1984. Dinamika garis pantai yang terjadi di Brebes berupa akresi (penambahan daratan) dan erosi (pengikisan daratan).
Gambar 1. Foto Udara Pesisir Brebes tahun 1984
AKRESI
Terjadinya proses akresi di pesisir Brebes berupa terbentuknya delta di muara Sungai Pemali dan anak sungainya. Berdasarkan pengamatan melalui foto udara mulai dari tahun 1980 hingga 2017 (Gambar 2), delta Pemali mengalami perkembangan, khususnya ke arah utara dan timur laut. Dimulai dari terbentuknya endapan sedimen pada muara Sungai Polang memanjang ke utara, kemudian pada kurun waktu tahun 2005-2010 muara Sungai Pemali terbentuk juga endapan sedimen memanjang ke arah timur laut. Luasan daratan hasil endapan sedimen di bagian kedua sisi sungai di muara semakin melebar karena suplai sedimen dari Sungai Pemali serta adanya tanaaman mangrove yang menahan material tertransport tersebut. Berdasarkan dari bentuk endapannya, Delta Pemali termasuk dalam delta yang berbentuk cuspate, atau menyerupai huruf ‘v’. Bentuk delta tersebut mengindikasikan bahwa proses marine (arus/gelombang laut) lebih dominan dibandingkan proses fluvial (aliran sungai). Daratan yang terbentuk oleh endapan sedimen di muara Sungai Pemali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk budidaya perikanan tambak. Pembuatan kolam-kolam untuk tambak udang cukup intensif dilakukan tahun 1980-an. Selama kurang lebih 10 tahun, budidaya tambak udang intensif dilakukan masyarakat, hingga kemudian dilaporkan erosi mulai terjadi di pesisir Brebes. Antisipasi erosi tersebut, masyarakat melakukan rehabilitasi lahan dengan menanam mangrove di sepanjang kawasan pesisir Brebes. Dengan adanya mangrove, material yang terbawa oleh sungai dapat terendapkan di muara hingga terbentuk daratan. Dilihat dari foto udara secara temporal, daratan di muara Sungai Polang semakin meluas. Begitu pula di muara Sungai Pemali di sebelah timur laut, endapan sedimen membentuk daratan yang luas dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun. Tanaman mangrove terlihat tumbuh merata di sepanjang garis pantai di delta Pemali tersebut, dimana mangrove turut memberikan andil dalam pengedapan sedimen.
Gambar 2. Terjadinya proses akresi di muara Sungai Pemali
EROSI
Pesisir Brebes selain mengalami proses pengendapan sedimen hingga terbentuk delta, juga mengalami proses erosi, atau berkurangnya /terkikisnya daratan karena pengaruh kegiatan gelombang/arus laut. Perubahan garis pantai akibat erosi dapat dilihat di kawasan Desa Kaliwlingi Kecamatan Brebes hingga Sawojajar Kecamatan Wanasari (barat delta Pemali) dan Desa Randusanga Kecamatan Brebes (timur delta Pemali). Berdasarkan pengamatan foto udara temporal dari tahun 1990 hingga 2016 (Gambar 3) terjadi dinamika perubahan garis pantai yang dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor campur tangan manusia. Pada kedua area yang ditunjukkan dalam lingkaran-lingkaran merah, nampak garis pantai semakin mundur secara terus-menerus dan luas daratannya semakin berkurang. Pada tahun pengamatan melalui foto udara, yakni pada akhir tahun 1980-an, sebagaimana disebutkan sebelumnya, di kawasan pesisir dimanfaatkan untuk budidaya tambak udang. Pemanfaatan lahan secara intensif dengan tanpa penyeimbang lahan secara ekologi adalah kemungkinan yang menyebabkan terjadinya pengikisan daratan di kawasan pesisir Brebes. Akan tetapi masih diperlukan kajian lebih lanjut untuk memastikan terjadinya sebab akibat tersebut. Pada tahun 2000-an masyarakat setempat mulai melakukan rehabilitasi lahan dengan cara menanam mangrove. Pengelolaan mangrove yang baik di kawasan tersebut membuahkan hasil, yakni daratan hasil endapan sedimen mulai terbentuk. Pada tahun 2016 terlihat di garis pantai dan beberapa titik kawasan pesisir telah terdapat ekosistem mangrove yang padat. Pembangunan infrastruktur ramah lingkungan juga dilakukan di pesisir Brebes untuk merehabilitas lahan dan mitigasi erosi, diantaranya adalah breakwater (pemecah gelombang) dari batu dan teknologi geotube/geotekstil.
Gambar 3. Terjadinya erosi di sekitar muara Sungai Pemali
Kamis, 10 Desember 2015
Catur Empat Langkah Jokowi Matikan Kawan Dan Lawan
Presiden Jokowi mengerti, walau dirinya barangkali belum
pernah membaca senarai ungkapan dari Albert Camus yang menyatakan, "Saya
selalu loyal, terutama pada orang yang saya sukai, tapi saya tidak percaya
bahwa saya tidak akan pernah mengkhianatinya." Yang berarti
pengkhianatan di dunia politik adalah permanen rutin. Baik kawan, dan lawan
semua calon pengkhianat. Penulis pun tidak yakin darimana Jokowi mampu menyerap
rasa percaya dan tidak percaya dalam dunia politik, yang selalu berakhir dalam
tragedi Shakespeareian, "Et tu Brute?" Kau juga Brutus? Saat Julius
Caesar tidak percaya dirinya digulingkan oleh anak angkatnya sendiri yang
terkenal loyal, Brutus.
Politik selalu demi rakyat, bukan politisi, namun politik
juga selalu melewati perut politisi terlebih dahulu baru rakyat sisanya. Lalu,
di tengah orang orang seperti demikian apa yang kau lakukan? Apa yang seorang
pemimpin besar lakukan? Apa yang presiden Indonesia lakukan?
Menari sendiri dengan genderang yang ditabuh sendiri, walau
musik tidak dimengerti kawan dan lawannya, seperti Soekarno? Atau mengajak
kawan lawan menari, dengan genderang yang ditabuh orang lain seperti Soeharto?
Mengajak menari dengan genderang yang ditabuh sendiri, tapi tidak dimengerti
kawan lawan seperti Gusdur? Tidak menari, tidak menabuh lalu lawan dan kawan
yang menari sendiri bagai Susilo Bambang Yudhoyono?Atau seperti Joko
"Jokowi" Widodo, tidak ikut menari, hanya menabuh musiknya, lalu
kawan dan lawannya menari.
Memperlihatkan lekuk keseksian dan sekaligus aib aib mereka
hingga ke titik aral. Menjadikan mereka payah di mata semua orang, payah
dan tidak bisa lagi dipercaya. Sialnya,
bagi Jokowi tidak ada waktu dikhianati, tidak ada ruang ditusuk dari belakang,
dirinya selalu bersandar di sudut mati di mana langkah langkah lawan tengah di
prediksi olehnya, sementara lawan tidak mengerti dirinya, tidak mampu menebak
arti senyumnya, tidak bisa menakar apa yang dia pikirkan,karena satu hal yang
dinamakan langkah falsafah.
Langkah
Catur Pertama : Bonekakan Diri
Perbedaan langkah falsafah seseorang, bagai dirinya
mengarungi papan catur, setiap langkah begitu berharga melahirkan pengorbanan
dan keuntungan. Korbankan yang kecil, ambil untung yang besar. Korbankan yang
besar, dan menangkan pertarungan.. begitulah Jokowi mengerti langkah langkah
berfalsafah tersebut. Dia mengerti lawannya termasuk yang menyaru sebagai
kawan, menunggu lengah, menunggu waktu mencekik dari belakang, bahkan Jokowi
membonekakan dirinya, agar lawan lawannya merasa sedang mengendalikan dirinya.
Membonekakan diri, adalah satu langkah klasik dalam catur.
Membuat lawan Anda berpikir dirinya mengendalikan permainan pada dua langkah ke
depan, lalu dengan rakus menyerobot keuntungan di papan. Faktanya, justru sang
lawan bermain dalam kendali tali tali tidak terlihat. Boneka jejadian itu
akhirnya bergerak pada langkah aneh yang absurd.. siapa sangka jika pikiran
sang pengendali boneka berharap Budi Gunawan menjadi Kapolri, tapi justru sosok
tak dikenal bernama Badrodin Haiti yang memenangkannya. Ini bahkan di luar
impian liar Badrodin sendiri..
Siapa yang menyangka di luar arena, dalam bilik tertutup
nyaman di rumah pensiunan ada yang merasa memegang kartu KPK, tapi mendadak
satu sapuan bersih pimpinan KPK berganti wajah, dan dirinya kehilangan kartu
kartu penting untuk bermain.Siapa yang menyangka ada yang merasa mengendalikan
melalui bantuan uang dan dana kampanye, dan dalam satu sapuan berakhir sumber
dana "bocor" di wilayah energi dengan pembubaran Petral.
Inilah pelajaran politik penting kepada para pengendali, jangan Bonekakan orang yang rela jadi boneka karena dibaliknya orang yang rela itu punya rencana.
Langkah Catur Kedua : Hinakan Diri
Inilah pelajaran politik penting kepada para pengendali, jangan Bonekakan orang yang rela jadi boneka karena dibaliknya orang yang rela itu punya rencana.
Langkah Catur Kedua : Hinakan Diri
Seorang pemain catur handal
selalu membuat langkah dewa mabuk, yang cendrung pada penghinaan lawan..
misalkan lawan "dipersilahkan" masuk ke ruang kerajaannya, mengobrak
abrik dan menyudutkan bidak Raja, bidak Raja terpaksa minggir langkah demi
langkah menjauh dari intimidasi lawan, bahkan terpaksa merelakan beberapa pion
penting, namun itu hanya perangkap momentum.
Bahan bahan agar diri terlihat hina untuk sosok dengan
perawakan Jokowi yang kurus, kurang highlite, tidak ada kesan modern dan wibawa
perwira, sudah tampak natural. Jokowi makanan empuk untuk para perajin meme
internet, bahkan lawan politik dari "partai dakwah" yang berisikan
anak muda pencemooh sanggup membuat ratusan gambar gambar meme yang menghinakan
Jokowi dan kebijakannya. Dalam pikiran mereka sosok yang hilang wibawa tidak
akan terpilih kembali menjadi presiden. Dan citra citra positif Jokowi,
bagaimanapun harus terpangkas habis.
Dalam realm high politic langkah menghina Jokowi ikut
dipraktikkan. Para lawan politik menyebut Jokowi kelas kampung, ndeso, minim
wawasan, bahkan Wakil Ketua DPR dari PKS, Fahri Hamzah pernah secara gamblang
menyebut Jokowi tidak punya tampang presiden (bacaNgga Ada Tampang)
Apakah semua penghinaan fisik dan mental itu dijawab oleh Jokowi? Tidak satupun. Bahkan dalam pernyataan terakhirnya Jokowi mempersilahkan para lawan menyebutnya dengan name calling atau julukan yang buruk, asalkan.. "Saya enggak apa-apa dikatain presiden gila, presiden sarap, presiden koppig. Enggak apa-apa. Tapi, tapi tidak boleh yang namanya lembaga negara itu dipermainkan"Ungkapan, "Tapi, tapi tidak boleh yang namanya lembaga negara itu dipermainkan" itulah pesan langkah counter dari Jokowi. Pesan itulah virtuoso permainan politiknya. Sehingga secara politik moral Jokowi berada di kondisi puncak lebih dari lawan lawannya. Karena baik lawan dan kawan akan mengakui jika Jokowi berada dalam posisi yang benar.
Apakah semua penghinaan fisik dan mental itu dijawab oleh Jokowi? Tidak satupun. Bahkan dalam pernyataan terakhirnya Jokowi mempersilahkan para lawan menyebutnya dengan name calling atau julukan yang buruk, asalkan.. "Saya enggak apa-apa dikatain presiden gila, presiden sarap, presiden koppig. Enggak apa-apa. Tapi, tapi tidak boleh yang namanya lembaga negara itu dipermainkan"Ungkapan, "Tapi, tapi tidak boleh yang namanya lembaga negara itu dipermainkan" itulah pesan langkah counter dari Jokowi. Pesan itulah virtuoso permainan politiknya. Sehingga secara politik moral Jokowi berada di kondisi puncak lebih dari lawan lawannya. Karena baik lawan dan kawan akan mengakui jika Jokowi berada dalam posisi yang benar.
Ini seolah seorang pahlawan bicara di podium.. "Sampeyan
boleh hina saya, tapi jangan hina Negara saya... sampeyan boleh rendahkan fisik
dan jiwa saya, tapi jagan rendahkan bangsa saya!!"
Alih
alih citra Jokowi surut oleh serangan hinaan itu, citranya malah terlihat gagah
absolut.
Langkah
Catur Ketiga : Bukan Siapa Yang Kamu Punya, Tapi Apa Tujuanmu
Pemain catur handal tidak akan mempertaruhkan permainannya
pada bidak bidak tertentu, baik dengan alasan taktik atau style. Dia tidak
merasa kehilangan patih, benteng, atau sang kuncung, apabila itu hal pantas
diserahkan. Fokusnya satu, adalah tujuan permainan itu sendiri, bersenang
senang dari kesulitan lawan menebak langkah, sehingga dalam kondisi psikologis
lawan yang lengah, dirinya bisa memenangkan segalanya.
Orang orang di sekeliling Jokowi bisa kita sebut sebagai para
kontraktor. Bagi Jokowi mereka dikontrak untuk suatu tujuan tim dan kebersamaan
dalam membangun Indonesia sesuai dengan idealitas kampanye dirinya sebagai politisi.
Sebegitu mudah Jokowi meninggalkan sahabat dekatnya Marurarar Sirait dalam
pesat pembagian kursi kabinet, menegaskan posisi Jokowi memandang bidak bidak
catur di sekelilingnya.Bagaimana Luhut, Trimedya masuk ke lingkaran dalam dan
menyingkirkan Andi Widjajanto, Tedjo Eddhy memperlihatkan hubungan kontrak
semata. Ada pelanggaran kontrak, cabut. Namun lawan politik tetap mengira
Jokowi lengket dengan bidak-bidaknya bagai hubungan mafioso Sisilia. Jokowi
bagaimana Luhut, Jokowi kompak dengan JK, dan seterusnya.
Kasus "Papa Minta Saham" semestinya menegaskan
posisi permainan Jokowi yang tidak membentuk jaringan mafia baru di
pemerintahan, tentang bagaimana Riza Chalid, dan Setya Novanto sebagaimana
dalam rekaman pertemuan dengan bos Freeport Indonesia, bingung seribu neraka
akan keras kepalanya Jokowi sehingga mereka berharap pada nama di sekeliling
Jokowi.Tapi Jokowi memiliki siapa? Kasus bocornya rekaman tersebut, malah bisa
membuat Jokowi memiliki alasan kuat membuat barikade dari kawan kawan di sekelilingnya.
Rekaman tersebut memperlihatkan polah politisi yang rakus kepentingan, termasuk
yang di lingkaran istana. Dan Jokowi membiarkannya dilahap publik untuk
menelanjangi bahwa dirinya berdiri independen, tidak membentuk klik politik
dengan orang orang dekatnya. Sehingga dirinya bisa dengan mudah mengganti
mereka yang merasa SKSD, sok kenal dan sok dekat.
Langkah Catur Keempat : Lawan Kalap
Langkah Catur Keempat : Lawan Kalap
Modal pecatur hebat lainnya adalah permainannya yang juga
mengandalkan efek tidak terukur. Vladimir Kramnik seorang pecatur Russia
menyebut momentum "no man's land" atau kedua pemain sama sama melangkah
kosong adalah keindahan catur. Dalam kondisi tidak terduga maka pecatur hebat
bisa memainkan apa yang tersisa di meja sementara lawan tengah kalap dan
kebingungan kehabisan teori.
Di pemerintahan, teori teori politisi brengsek selalu sama,
dekati pengusaha mainkan kekuasaan, dan pundi pundi kekayaan mengalir.
Kerjasama penguasa dan kekuasaan itu menghasilkan habitus terprediksi. Polanya
selalu sama, perhitungannya selalu itu itu saja. Seorang presiden memiliki
jurus menghadapi tipikal politisi makelar tersebut di sekelilingnya, yakni
dengan langkah transparansi. Politik dijadikan terbuka, lobby lobby dipaksakan
bisa diakses masyarakat banyak. Menelanjangi
praktik hubungan politisi dan pengusaha sejatinya berbahaya, namun terkadang
nafsu akan kekayaan, akan membuat para politisi dan pengusaha kotor panik,
bermain asal asalan, karena mereka merasa waktu mereka menipis, mereka harus
menyiapkan energi keuangan agar terpilih kembali dalam kontestansi politik
pemilu selanjutnya. Pengusaha pun di kejar setoran untuk memantapkan posisi
lobby kekuasaan.
Jokowi sayangnya tidak memberikan mereka waktu. Pengusaha
dimanjakan dengan paket paket ekonomi bebas fiskal, izin izin dipermudah,
persaingan usaha di buka luas, sehingga tidak ada artinya pengusaha menyuap
politisi demi high bidding dan kursi paling depan. Pada akhirnya
mereka tersudut oleh kenyataan pemerintahan mulai di tata rapih, klik klik
politik dalam konsensi SDA dihabisi pelan pelan, impor sapi, penangkapan ikan,
penerbangan, perhubungan, didekati dengan cara lebih bersih, bahkan dunia pajak
melahirkan sosok pahlawan pertama, yang berani mundur saat target tidak
tercapai.
Saat politisi kantungnya mulai mengering, hal yang terlihat
adalah langkah kalap, para politisi habis-habisan merapat, yang malah
memperlihatkan pada publik posisi mereka yang tidak tulus memperjuangkan
konstituennya, melainkan hanya cari selamat sendiri. Ungkapan galak Ruhut
Sitompul kepada Fadly Zon di Televisi bahwa dirinya sebagai wakil rakyat tidak
sudi bertemu pengusaha memperlihatkan dengan banal, bahwa ada politisi pengejar
rente dan ada politisi penolaknya.
Segala keterbukaan sebagai buah konsistensi pemerintahan,
walau memperlihatkan politisi rente di sekeliling istana, juga memperlihatkan
politisi rente di kalangan lawan politik yang lebih banyak lagi. Langkah
keterbukaan ini penulis yakini bisa membawa Jokowi kembali sebagai presiden
Indonesia pada pemilu presiden 2019 mendatang.
Lalu, dengan cara apa lawan politiknya menyerang Jokowi,
dalam kondisi skakmat untuk mereka di segala penjuru?
Senin, 06 Juli 2015
ALLAH TIDAK GHAIB
Allah itu Tidak Ghaib
Oleh:Muamar Anis
Sejak kecil,begitu akrab di telinga
kita yang menyebut bahwa Allah itu gaib. Bahkan sering orang menegaskan;
“terserah yang gaib-lah!”,dan sebagainya. Konotasi gaib karena Allah tidak bisa
dilihat secara kasat mata oleh kita dan kelak kegaiban Allah sejajar dengan
kegaiban hal-hal gaib lain.Padahal,tidak satu pun asma dan Asmaul Husna
(nama-nama agung Allah) yang menyebut bahwa Allah itu gaib, tahu bersifat gaib,
atau punya nama al Gaibu di Asmaul Husna. Tidak ada.
Kegaiban Allah itu muncul hanya
karena kegelapan kosmos spiritual kita saja yang membuat diri kita terhalang
melihat Allah Yang Maha Nyata, Maha Jelas, Maha Dzohir, Maha Batin, Maha Terang
Benderang, dan pemilik segala maha.Sesungguhnya,tak satu pun di jagad semesta
ini yang bisa menutupi Allah. Kita mengatakan Allah itu gaib hanya karena
menutup diri sendiri saja sehingga tidak bisa melihat Allah. Oleh karenanya
Ibnu Athaillah as Sakandary dalam kitab Al-Hikam menegaskan: Bagaimana bisa
terbayang ada sesuatu yang menutupi Allah, padahal Dia tampak pada segala
sesuatu.Bagaimana bisa dibayangkan sesuatu menutupi Allah, sedangkan Allah
tampak di setiap sesuatu. Bagaimana bisa dibayangkan sesuatu bisa menutupi
Allah, padahal Allah itulah yang hadir untuk segala sesuatu. Bagaimana dapat
dibayangkan jika sesuatu itu menutup Allah,sedang Allah sudah ada sebelum
segala sesuatunya ada.
Bagaimana segala sesuatu menutup
Allah, sedangkan Allah itu lebih jelas ketimbang segalanya. Dia adalah Yang
Maha Esa. Tak ada yang menandingi dan menyamai-Nya.Dia lebih dekat dari urat
nadi Anda sekali pun.
Wacana di atas mempertegas betapa
Allah itu tidak gaib. Yang gaib justru hawa nafsu kita ini. Manakala kita tidak
bisa melihat Allah di balik jagad semesta ini,berarti mata hati kita sedang
dikaburkan untuk melihat nurullah (cahaya Allah).Sebab itu,kita harus melihat
Allah di mana-mana, kapan saja tiada batas waktu terhingga.Nurullah adalah awal
dari muroqobah kita dan muraqobah adalah awal dan musyahadah (penyaksian Allah
dalam jiwa), dan kelak baru mengenal Allah dalam arti yang sesungguhnya. Inilah
ma’rifatullah
Senin, 01 Juni 2015
TIGA PILAR DIALEKTIKA ISLAM: FILSAFAT,TEOLOGI DAN TASAWUF
KAJIAN PILAR DIALEKTIKA ISLAM:FILSAFAT,TEOLOGI DAN TASAWUF
Oleh:Muamar Anis
Peradaban Islam mempunyai keistimewaan berbanding
peradaban pendahulunya. Karena peradaban Islam bertahan lebih lama dari
peradaban orang-orang Kaldan, Suryani, Persia dan Yunanai. Bukanlah hal yang
diragukan lagi, panji peradaban yang sekarang berpindah ke Eropa dari zaman
renaissanse bersumber dari orang-orang Islam, yang pada masa selanjutnya
mengalami perkembangan sampailah kepada zaman kita hari ini, dan mulai kembali
lagi kepada orang Islam. Kenyataan ini sesuai
dengan apa yang dinukil oleh Nurcolis Majid pada pendahuluan terjemahan buku W.
Montgomery Watt,yang berjudul “Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam
Atas Eropa Abad Pertengahan”. Ia manyatakan “perhatikan saja
istilah-istilah ilmiah dalam peradaban Barat: sebagian besarnya berasal dari
bahasa Arab, seperti zero, summit dan sebagainya. Demikian
juga dengan istila-istilah matematika dan astronomi. Dalam acara pengajian
Yayasan Wakap Paramadina, ada seorang penatar guru-guru matematika di bidanng
sains dan Ketua Asosiasi Astronomi Indonesia. Dalam salah satu kesempatan dia
mengatakan, bahwa tujuh puluh persen nama bintang di langit berasal dari bahasa
Arab.”
Ungkapan seperti ini bukan hanya dari pihak orang
Islam, namun ia juga diakui oleh orang Barat sendiri. Thatcher dan Chawel
secara tegas mengatakan bahwa bangsa Eropa sangat berhutang dengan kedatangan
Islam. Banyak ilmu yang dapat ditemukan sehingga dapat diadopsinya seperti ilmu
falak, fisiologi dan masih banyak lagi. Kesan serupa juga diungkapkan oleh
Sartios, di mana ia mengatakan bahwa bidang-bidang ilmu pengetahuan yang dibawa
Islam terutama ilmu dan penerapannya lebih banyak dari pada dari Byzantium.
Penting di catat di sini, bahwa pemberian pujian atas
sains Islam merupakan fenomena baru abad ke-20. Tidak akan ditemukan hal yang
sama di dalam literatur Orientalis abad ke-18 dan ke-19. Alasannya sangat
jelas. Sampai periode supremasi bangsa Eropa, Islam telah menjadi lambang
ancaman militer dan moral yang penting bagi agama Kristen, karena Islamlah
agama alternatif yang amat kuat dan berkembang pesat.
Di pertengahan abad ke-8 M, ketika Afika Timur dan
Barat menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan
kesejahteraan di bawah naungan pemimpin Islam,tetangganya di jazirah Spanyol
berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Kemudian pada tahun 750 M,Islam memasuki Andalusia di
bawah pimpinan Panglima Thariq, seorang remaja berkebangsaan Barber yang baru
memeluk Islam. Sebenarnya masyarakat kelas ke-2 dan kelas ke-3 di Andalusia telah mendengar akan ketinggian moral
dan peradaban Islam, sehingga kemenangan Panglima Thariq di sambut dengan gegap
gempita oleh masyarakat setempat. Pada masa selanjutnya kehadiran Islam di
Eropa Barat Daya tersebut bagaikan cahaya di tengah kegelapan.Di bawah pimpinan
pemerintah Islam, Andalusia mengalami kemajuan pesat seiring dengan
peradaban-peradaban Islam pada masanya. Andalusia menjadi setinggi-tinggi
peradaban selari dengan peradan dinegeri-negeri Islam tetangganya yang
berkilauan bagaikan bintang-bintang di antariksa, layaknya negeri “seribu satu
malam.”
Dari Andalusia inilah (sekarang dikenal Spanyol)
masyarakat Eropa menyerap peradaban Islam baik dalam bidang politik, ekonomi,
sosial dan peradaban antar negara, tidak terkecuali ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagaimana Watt menyatakan, pengaruh Islam dirasakan di Eropa Barat
terutama melalui Spanyol, dan pada tingkat yang lebih kecil melalui Sisilia.
Kesenjangan
di antara umat Islam dan Eropa pada masa masa keemasan Islam sangat ketara
sekali. Jalan-jalannya mulus, lorong-lorong kota Bagdad, Damaskus, Cordoba dan
kota-kota lainnya diterangi beribu lampu di malam hari, sedang jalan-jalan di
Eropa masih becek dan gelap. Penguasa-penguasa Islam sangat mencintai Ilmu,
istana-istana kekhalifahan di penuhi buku-buku dan ilmuwan-ilmuwan, sedangkan
di Eropa, geraja masih disibukkan dengan pembunuhan dan pembakaran ilmuwan dan
ahli sihir yang dianggap bertentangan dengan ajaran gereja.
Islam mampu membangun peradaban yang mengagumkan
dunia. Baik itu dari segi arsitektur, teknologi, kudayaan, ilmu pengetahuan,
tata bahasa, norma-norma sosial dan banyak lagi. Kalau boleh memijam istilah
Maria Rosa Menocal dalam bukunya yang berjudul Sepotong Surga di Andalusia, ungkapan
“The ornament of the world”,secara harfiah bisa didefinisikan sebagai
“Perhiasan dunia”, adalah gambaran ketinggian peradaban Islam. Karena itulah
gelar yang diberikan kepada Cordoba ibu kota Andalusia, sebagai ungkapan kagum
seorang biarawati sekaligus penulis berkebangsaan Saxon pada abad ke-10. Dan yang terpenting di dalam makalah ini adalah
pemikir-pemikir Islam yang telah menyumbangkan keunggulan-keunggulan karya
mereka sehingga memposisikan umat Islam pada masa itu benar-benar menjadi umat
terbaik di dunia. Tidak hanya sekadar itu, pemikir-pemikir Islam mampu
memberikan kontribusi yang masih signifikan sampai peradaban hari ini. Terlepas
dari apakah pada saat ini Islam telah menjadi umat yang terbelakang atau umat
yang mulai kembali berkembang untuk membangun peradabannya, namun Islam baik
sebagai agama atau sebagai the way of life, tetap dianggap sebagai
sebuah konsep yang unggul.
Ini dibuktikan dengan ungkapan Paul alvarus,seorang
tokoh Kristen yang vokal dan dihormati, yang hidup di Cordova pada pertengahan
abad ke-9 mengungkapkan keresahan suara hatinya:
“Orang-orang Kristen sangat senang membaca berbagai
syair dan roman Arab. Mereka mempelajari para teolog dan filosof Arab, bukan
untuk menolak pemikiranya, melainkan untuk mengetahui tata bahasa Arab yang
benar dan indah. Adakah rakyat jelata yang masih mau membaca tafsir-tafsir
kitab suci berbahasa Latin atau mempelajari Injil, kisah-kisah Nabi dan Rasul?
Celaka! Semua pemuda Kristen yang berbakat membaca dan mempelajari buku-buku
Arab dengan antusias. Mereka menghimpun perpustakaan-perpustakaan besar dengan
biaya yang tak sedikit. Mereka sepelekan buku-buku Kristen dan menganggapnya
tak layak dipelajari. Pemuda-pemuda Kristen telah lupa terhadap bahasa sendiri.
Untuk setiap satu orang yang bisa berkorespondensi dalam bahasa Latin kepada
temannya, terdapat seribu orang yang bisa menulis, menuangkan ide dan pemikiran
mereka dengan bahasa Arab yang indah, dan bahkan menulis syair-syair Arab lebih
baik dibanding orang-orang Arab sendiri”.
Ini adalah sebuah ancaman yang sangat besar bagi
bangsa Eropa dan agama Kristen yang menjadi jirannya pada masa itu, baik
sebagai kelompok manusia budaya maupun umat beragama. Jadi untuk menjelaskan
tersebarnya Islam, Kristen telah mengembangkan stigma yang mengatakan sukses
Islam adalah hasil dari kekerasan, gejolak nafsu dan kebohongan kaum Muslim.
Tentu saja ini adalah pernyataan yang “menghibur” pada masa ketika imperialisme
perdagangan Eropa mulai tumbuh. Dengan mengembangkan teori tersebut ‘penderitaan
orang kulit putih’ tidak hanya menjadi lebih ringan untuk dipikul, tapi
penaklukan militer juga membentuk moral imperatif saat-saat orang-orang buas
yang tidak mengerti akan keagungan nilai sains.
Ungkapan di atas menggambarkan keunggulan Islam yang membuat
ciut nyali dunia dengan kreativitas umatnya dalam membangun peradaban.
Kendatipun dalam catan sejarah, pada abad 13 sampai abad 18 peradaban Islam
telah mengalami kemunduran, tetapi Islam masih saja membuat kecut pihak yang
menganggapnya sebagai lawan. Karena pada abad-abad sebelumnya, para pemikir
Islam telah mewariskan karya-karya agung yang tidak hanya digandrungi oleh umat
Islam, tapi oleh umat-umat yang memusuhi Islam.
Tidak dinapikan keunggulan itu terlahir dengan ajaran
Islam yang sangat mendorong umatnya mendalami ilmu pengetahuan. Islam juga
memandang tinggi kedudukan akal. Dalam waktu yang sama Islam juga menekankan
tingginya nilai etika, akhlak dan norma-norma sosial. Tapi yang paling utama
dasar ajaran Islam adalah tauhid.
Bila kita kembali ke sejarah,pasti kita akan menemukan
manusia-manusia unggul,pemikir-pemikir yang berjasa kepada kemajuan Islam dan
dunia pada saat ini. Sebut saja misalnya Al-kindi (801-865),
Al-Farabi (870-950), Ibnu Sina (980-1037), dan Ibn Rusyd (1126-1198), masih
disebut sebagai tokoh-tokoh ideal yang dicanangkan sebagai model fase kemajuan
berfikir dan kebangkitan dalam dunia Muslim. Para filosof Muslim sangat
mengedepankan logika dan cara berfikir yang benar, tanpa ada maksud untuk
mngesampingkan wahyu, tetapi penggunaan rasio adalah juga karunia Allah yang
amat berharga. Di tangan para ilmuwan inilah
terlahir karya-karya yang masih menjadi rujukan berabad-abad dan sebagian teks
aslinya masih bisa kita temukan di perpustakaan-perpustakan Eropa.
Pemikir Islam, Ibnu Rusyd (1120-1198 M) misalnya, di
barat dikenal dengan nama Averos. Ia melepaskan belenggu taklid dan
menganjurkan kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara
yang memikat minat semua orang yang befikir bebas. Ia mengedepankan sunatullah
menurut pengertian Islam terhadap patheisme dan anthrophomorphisme Kristen.
Demikian besar pengaruhnya di Eropa, sehingga di Eropa timbul gerakan Averoisme
(Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berfikir. Bermula dari pemikiran dan
gerakan ini di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan
rasionalisme pada abad ke 17 M. Berawalnya pengaruh penyerapan peradaban Islam
ke Eropa dimulai dari pemuda-pemuda Kristen belajar ke Universitas-Universitas
Islam. Kemudian di Paris didirikan Universitas yang sama dengan Negara Islam
pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd.
Dibidang
teologi, dunia Islam diramaikan oleh ahli-ali ilmu kalam yang berasal dari
berbagai aliran. Seperti aliran Mu’tazilah yang sangat menghargai ketinggian akal.
Bagi kaum yang berfaham Mu’tazilah, dengan potensi akal yang dimiliki manusa,
manusia dapat mengkaji kebenaran sampai ketahap mampu mengetahui adanaya Tuhan,
baik buruk sebuah perbuatan dan banyak lagi
persoalan teologi yang diparkannya dengan pola yang sangat menarik. Pada
dasarnya pemikiran Mu’tazilah didominasi teologi rasional.
Paham yang bersebrangan denga Mu’tazilah adalah
Asy’ariyah. Teologi Asy’ariyah yang lebih berpandangan teologi tradisional beranggapan kemampuan akal hanya mampu ke tahap mengakui
adanya Tuhan. Sedangkan selebihnya tidak mampu diakses oleh akal. Kendati
demikian, dari segi diaelektikanya, kaum Asy’ariyah tetap mengedepankan argumen
secara rasional untuk mengenal Allah dan ini tetap
dianggap merupakan kelanjutan metode kalam Mu’tazilah.
Selain
ketinggian akal dan keutamaan argumen rasio seorang muslim juga wajib memiliki
ketinggian Akhlak. Keutamaan ajaran tasawuf adalah menuju akhlak yang terpuji
dan meninggalkan serta menjauhi akhlak yang tercela. Mengutamakan gerakan hati
nurani atau intuisi disamping akal untuk melihat kebenaran. Namun, ketika
ketiga unsur ini dikolaborasikan, maka, akal yang di bimbing oleh wahyu dan di
barengi ketinggian akhlak akan melahirkan pribadi-pribadi unggul yang sangat
diperlukan untuk membangun umat. Inilah keunggulan peradaban Islam yang tidak
dimiliki oleh peradaban-peradaban lainnya. Kendatipun Islam dihancurkan oleh
orang-orang yang buas dan rakus seperti bangsa Mughal, namun ketika mereka
berinteraksi dan mendalami peradaban Islam, mereka terus jatuh cinta padanya
dan membangun kembali peradaban Islam.
Begitu juga bangsa-bangsa Eropa yang dengan keji dan
brutal mengusir Islam dari Granada Spanyol, namun nilai-nilai Islam sangat
mereka cintai. Sebagaiman Watt mencatatkan “ … dan nampaknya dapat dibenarkan
kalau disebutkan bahwa agenda-agenda acara atau aturan-aturan waktu yang harus
kita ikuti dalam acara-acara formal mungkin berasal dari Ziryab ini”. Selanjutnya Watt
menyatakan, ketika orang-orang Romawi memasukkan wilayah Yunani ke dalam
wilayah kekuasaan mereka, akibatnya adala seperti yang dikatakan seorang
penyair Latin “Yunani yang telah tertaklukkan membuat takluk penakluknya yang
besar.” Namun penaklukkan orang-orang Arab tidak membawa mereka “tertaklukkan”
sebagaimana terjadi pada penakluk Romawi. Mereka bahkan berhasil mendesakkan
bahasa mereka, bahkan apa yang menjadi sudut pandang mereka, kepada hampir
seluruh masyarakat yang ditundukkan di bawah kekuasaanya.
Islam adalah agama yang benar, maka dari itu Islam
tidak akan melewatkan segala aspek yang diperlukan manusia. Filsafat sangat
diperlukan manusia untuk mencapai kesuksesan di dunia. Teologi adalah keperluan
manusia sendiri kepada Tuhan yang menciptakannya supaya manusia selalu ingat
pada setiap kesuksesan pikirannya. Tasawuf diperlukan filsafat dan teologi
sebagai penyeimbang diantara dunia dan Tuhannya. Tasawuf juga merupakan
pembimbing akhlak manusia supaya benar-benar kelihatan manusianya dan untuk
manusia mencapai kebahagiaan serta kesuksesan di akhiran maupun di akhirat.
Manusia memerlukan akal, dan akal perlukan Tuhan. Di antara manusi,
akal, dan Tuhan diperlukan hati atau intuisi yang di cerminkan oleh etika
dan akhlak yang mulia supaya semua unsur tersebut tetap seimbang di dalam
manusia.
Sabtu, 17 Januari 2015
Hukuman Mati,Seumur hidup dan 20 tahun
Perbedaan
Hukuman Mati,Seumur hidup dan 20 tahun
Oleh:Muamar Anis
1.Hukuman
mati
suatu hukuman atau vonis yang
dijatuhkan pengadilan sebagai
bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas seseorang akibat perbuatannya.Dalam
penerapan vonis mati terhadap pidana mati tidak adalagi unsur politik yang
dapat mempengaruhi dalam penegakan hukum dan keadilan dimaksud.
Makamah konstitusi juga memberikan beberapa catatan penting,sebagaimana
dituangkan dalam pertimbangan hukum putusan,salah satunya adalah ke depan,
dalam rangka pembaruan hukum pidana nasional dan harmonisasi peraturan
perundang-undangan yang terkait; Implementasi pidana mati tidak harus langsung
di eksekusi,tapi diberikan kesempatan 10 tahun untuk menunjukan bahwa dia
patut diabolisi atau di ganti dengan penjara seumur hidup.
pidana mati tidak dapat dijatuhkan terhadap anak-anak yang belum dewasa;
dengan pidana mati,maka perumusan, penerapan,maupun pelaksanaan pidana mati
dalam sistem peradilan pidana di Indonesia hendaklah memperhatikan dengan
sungguh-sungguh: bahwa pidana mati bukan lagi merupakan pidana pokok, melainkan
sebagai pidana yang bersifat khusus dan alternatif; pidana mati dapat
dijatuhkan dengan masa percobaan selama sepuluh tahun yang eksekusi pidana mati
terhadap perempuan hamil dan seseorang yang sakit jiwa ditangguhkan sampai
perempuan hamil tersebut melahirkan dan terpidana yang sakit jiwa tersebut
sembuh.
2.
Pidana penjara seumur hidup
satu dari dua variasi hukuman penjara yang diatur dalam pasal 12 ayat (1)
KUHP. Selengkapnya, pasal 12 ayat (1) KUHP berbunyi, pidana penjara ialah
seumur hidup atau selama waktu tertentu. Dalam pasal 12 ayat (4) KUHP dinyatakan,
pidana penjara selama waktu tertentu sekali-kali tidak boleh melebihi dua puluh
tahun.
Dari bunyi pasal 12 ayat (1) KUHP tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan pidana penjara seumur hidup adalah penjara selama terpidana
masih hidup hingga meninggal. Ketentuan tersebut sekaligus menolak pendapat
bahwa hukuman penjara seumur hidup diartikan hukuman penjara yang dijalani
adalah selama usia terpidana pada saat vonis dijatuhkan.
Apabila
pidana penjara seumur hidup diartikan hukuman penjara yang dijalani adalah
selama usia terpidana pada saat vonis dijatuhkan, maka yang demikian menjadi
pidana penjara selama waktu tertentu. Contohnya, jika seseorang dipidana
penjara seumur hidup ketika dia berusia 21 tahun, maka yang bersangkutan hanya
akan menjalani hukuman penjara selama 21 tahun. Hal itu tentu melanggar
ketentuan pasal 12 ayat (4) KUHP, di mana lamanya hukuman yang dijalani oleh
terpidana - yaitu 21 tahun - melebihi batasan maksimal 20 tahun.
Berikut contoh lainnya.Apabila terpidana divonis penjara seumur hidup, pada
saat ia berumur 18 tahun. Dengan pendapat tadi, berarti terpidana tersebut
hanya akan menjalani hukuman penjaranya selama 18 tahun. Hal ini tentu
menimbulkan kerancuan yaitu mengapa hakim tidak langsung saja menghukum
terpidana 18 tahun penjara, padahal hal itu masih diperbolehkan dalam KUHP?
Jadi,
pada dasarnya menurut logika dari pemikiran yang terdapat dalam pasal 12 ayat 1
KUHP tersebut yang dimaksud dengan hukuman pidana penjara seumur hidup berarti
penjara sepanjang si terpidana masih hidup, dan hukumannya baru akan berakhir
setelah kematiannya.
Namun dalam penerapannya ataupun implementasi dari hukuman penjara seumur
hidup tersebut seorang narapidana sewaktu-waktu bisa saja mendapatkan amnesti
karena adanya hukum yang bersifat politik yang berakibat luas terhadap negara.
Contohnya adanya pemogokan dari kaum buruh. Sehingga pemerintah harus
memberikan amnesti atau peniadaan hukum demi klangsungan hidup orang banyak,
sehingga seorang terpidana tersebut mendapatkan kesempatan untuk dapat hidup
bebas atau lepas dari masa hukumannya.
3.
Hukuman penjara 20 tahun
Hukuman kepada seseorang yang di vonis bersalah dan di jatuhkan hukum
penjara 20 tahun lamanya, namun di dalam seseorang tersebut menjalani hukuman penjaranya,
terpidana tersebut sewaktu waktu juga bisa mendapatkan grasi yang berupa
pengurangan masa tahanan, bisa jadi seseorang terpidana yang dijatuhi hukuman
20 tahun penjara tersebut dengan grasi maupun amnesti yang ia terima membuat
masa tahanan nya menjadi lebih singkat atau kurang dari 20 tahun.
Perbedaan Hukuman Mati,Seumur hidup dan 20 tahun
Perbedaan
Hukuman Mati,Seumur hidup dan 20 tahun
Oleh:Muamar Anis
1.Hukuman
mati
suatu hukuman atau vonis yang
dijatuhkan pengadilan sebagai
bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas seseorang akibat perbuatannya.Dalam
penerapan vonis mati terhadap pidana mati tidak adalagi unsur politik yang
dapat mempengaruhi dalam penegakan hukum dan keadilan dimaksud.
Makamah konstitusi juga memberikan beberapa catatan penting,sebagaimana
dituangkan dalam pertimbangan hukum putusan,salah satunya adalah ke depan,
dalam rangka pembaruan hukum pidana nasional dan harmonisasi peraturan
perundang-undangan yang terkait; Implementasi pidana mati tidak harus langsung
di eksekusi,tapi diberikan kesempatan 10 tahun untuk menunjukan bahwa dia
patut diabolisi atau di ganti dengan penjara seumur hidup.
pidana mati tidak dapat dijatuhkan terhadap anak-anak yang belum dewasa;
dengan pidana mati,maka perumusan, penerapan,maupun pelaksanaan pidana mati
dalam sistem peradilan pidana di Indonesia hendaklah memperhatikan dengan
sungguh-sungguh: bahwa pidana mati bukan lagi merupakan pidana pokok, melainkan
sebagai pidana yang bersifat khusus dan alternatif; pidana mati dapat
dijatuhkan dengan masa percobaan selama sepuluh tahun yang eksekusi pidana mati
terhadap perempuan hamil dan seseorang yang sakit jiwa ditangguhkan sampai
perempuan hamil tersebut melahirkan dan terpidana yang sakit jiwa tersebut
sembuh.
2.
Pidana penjara seumur hidup
satu dari dua variasi hukuman penjara yang diatur dalam pasal 12 ayat (1)
KUHP. Selengkapnya, pasal 12 ayat (1) KUHP berbunyi, pidana penjara ialah
seumur hidup atau selama waktu tertentu. Dalam pasal 12 ayat (4) KUHP dinyatakan,
pidana penjara selama waktu tertentu sekali-kali tidak boleh melebihi dua puluh
tahun.
Dari bunyi pasal 12 ayat (1) KUHP tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan pidana penjara seumur hidup adalah penjara selama terpidana
masih hidup hingga meninggal. Ketentuan tersebut sekaligus menolak pendapat
bahwa hukuman penjara seumur hidup diartikan hukuman penjara yang dijalani
adalah selama usia terpidana pada saat vonis dijatuhkan.
Apabila
pidana penjara seumur hidup diartikan hukuman penjara yang dijalani adalah
selama usia terpidana pada saat vonis dijatuhkan, maka yang demikian menjadi
pidana penjara selama waktu tertentu. Contohnya, jika seseorang dipidana
penjara seumur hidup ketika dia berusia 21 tahun, maka yang bersangkutan hanya
akan menjalani hukuman penjara selama 21 tahun. Hal itu tentu melanggar
ketentuan pasal 12 ayat (4) KUHP, di mana lamanya hukuman yang dijalani oleh
terpidana - yaitu 21 tahun - melebihi batasan maksimal 20 tahun.
Berikut contoh lainnya.Apabila terpidana divonis penjara seumur hidup, pada
saat ia berumur 18 tahun. Dengan pendapat tadi, berarti terpidana tersebut
hanya akan menjalani hukuman penjaranya selama 18 tahun. Hal ini tentu
menimbulkan kerancuan yaitu mengapa hakim tidak langsung saja menghukum
terpidana 18 tahun penjara, padahal hal itu masih diperbolehkan dalam KUHP?
Jadi,
pada dasarnya menurut logika dari pemikiran yang terdapat dalam pasal 12 ayat 1
KUHP tersebut yang dimaksud dengan hukuman pidana penjara seumur hidup berarti
penjara sepanjang si terpidana masih hidup, dan hukumannya baru akan berakhir
setelah kematiannya.
Namun dalam penerapannya ataupun implementasi dari hukuman penjara seumur
hidup tersebut seorang narapidana sewaktu-waktu bisa saja mendapatkan amnesti
karena adanya hukum yang bersifat politik yang berakibat luas terhadap negara.
Contohnya adanya pemogokan dari kaum buruh. Sehingga pemerintah harus
memberikan amnesti atau peniadaan hukum demi klangsungan hidup orang banyak,
sehingga seorang terpidana tersebut mendapatkan kesempatan untuk dapat hidup
bebas atau lepas dari masa hukumannya.
3.
Hukuman penjara 20 tahun
Hukuman kepada seseorang yang di vonis bersalah dan di jatuhkan hukum
penjara 20 tahun lamanya, namun di dalam seseorang tersebut menjalani hukuman penjaranya,
terpidana tersebut sewaktu waktu juga bisa mendapatkan grasi yang berupa
pengurangan masa tahanan, bisa jadi seseorang terpidana yang dijatuhi hukuman
20 tahun penjara tersebut dengan grasi maupun amnesti yang ia terima membuat
masa tahanan nya menjadi lebih singkat atau kurang dari 20 tahun.
Langganan:
Postingan (Atom)